Candu Yang Menjadi Rindu
Antakuna lutfi Sholiha
Alangkah syahdunya malam ini
Nan diselimuti oleh Dinginnya angin malam
Titik-titik putih ikut mewarnai indahnya lukisan Tuhan
Awan pun ikut berkumpul, hingga bulan ikut mengintip dari balik awan yang cukup tebal
Ku tak berhenti memandangi indahnya lukisan Tuhan pada malam ini
Untuk mengungkapkannya tak ada kata-kata yang dapat kutulis dalam sajakku
Namun waktu terus berlalu
Alangkah sedihnya diriku, Harus Berpisah dengan indahnya malam pada hari itu
Lantas apa yang harus aku lakukan pada hati yang sangatlah rindu akan pertemuan yang candu
Untuk mengulanginya seperti mustahil
Namun apa daya hati ini yang ingin memutarnya namun sadar akan suasana yang berbeda
Fantasi fantasi dalam otaklu mulai menari
Ingatan dalam memoriku terus mencari kenangan demi kenangan
Seolah hati ini resah karena masuk dalam lubang rindu yang cukup mendalam
Hari demi hari terus kutunggu malam yang candu seperti dulu
Omong kosong yang hanya bisa keluar dari mulutku
Lihatlah bulan yang indah sekarang ke mana?
Hanya terlihat sekumpulan awan yang terpapar tanpa adanya titik Indahnya mewarnai
Aku hanya bisa menitipkan salam pada awan untuk pertemuan kembali dengan suatu malam yang aku nanti-nantikan hingga saat ini
Biodata penulis: saya adalah murid yang masih menjalani masa putih abu-abu, menuntut ilmu hingga Merantau ke kota sebelah, tak usah panjang lebar Ada satu quotes dariku saat tangis ditelan Rindu Hati seolah miris akan pertemuan yang syahdu
Di sini Diriku Mencoba menceritakan sesuatu yang sangat aku rindu rindukan yang masanya tak akan bisa ku ulang kembali yakni masa biru putih Sekian dari saya secercah Rindu yang sempat aku selipkan pada memori puisiku
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.