" ""MASJIS KITA''
Kosakata kita adalah wejangan waktu yang itu kini menjadi tirai di ambang debu laranya menabid dalam seorang menantu.
Namun hadir kita tahu menuai setuju panoroma masjid di bingkai istilah semeraut mereka seakan bingung memaknai havilah yang terpaut uztanya masjid yang di dada seakan semperaut bagai dokman yang terlihat kusut kusut hingga hanyut ke laut.
Ketika hakikat sejarah hanya sebatas replika seriat membungkus hakikat yang terinjak oleh tapihar,Mereka menamai itu bingkisan sesaat yang lahirkan ide berkarat dan sesaat drama kapitalis mengoyang teriris menampak maut dengan selokan-selokan yang miris di kesudanhan Manis yang berakhirnya ujung keris.
Kita melihat nyata dan gaib sebatas hamparan mistis,Sudahlah kita akan dikenang oleh sejarah kita sendiri,Tapi pada faud Rahman kita akan berdiri melawan nestapa yang awalnya Fitri yang bergerak sendiri tanpa harus kau bawa berlari.
Kita memang Tak terlahir Di masjid pada suasana itu tulisan kita tak akan pernah di cilik,walaupun banyak ingin mati dalam masjid bergegas lah karena sejatinya itu bukan tujuan tauhid yang kita punya adalah bebas mereka yang tak ada keraguan di dalamnya walau gak peka Jiak perjalan kita sebatas dada dan kepala,maka jangan jadikan mati sebagai duka dan lara.
Sembilan para pejalan yang mengamuk melihat di kosongkan dengan dalil pemabok,kapan itu kita di cambuk di tanya kita tak akan pernah masbok.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.