Jejak Hitam Tanah Terapung

 "Jejak Hitam Tanah Terapung


Kampungku kini mulai terapung 

Melambung melesat sunyi

Melarung tak terkendali

Di sana tak kutemukan lagi

Anak yang mengeja aksara ilahi

Tempatku dulu menukar fikiran

Dengan kitab-kitab manakiban 


Kampung kami telah terapung

Hanya sedikit anak-anak yang memeluk kitab suci

Dan mengunci dirinya dengan syakal-syakal qur’ani


Aku hanya menunduk tabah 

Menela'ah waktu dalam istirah 

berharap ada garis panah

Kemudian membusur di jantung suara qiroah


Annuqayah, 02 September 2022


*Nailus Shafi Nail. Santri PP. Annuqayah Lubangsa dan Mahasiswa INSTIKA prodi Ilmu al Qur’an dan Tafsir/IV,  lahir di desa Juruan laok, Batuputih, Sumenep. Menyukai puisi dan teater sejak menyatu dengan Sanggar Pangeran, Sanggar Kotemang, Komunitas Liur Pena Sastra (LIPENSA) Iksbat. Sejumlah karyanya pernah dimuat di Radar Madura, Majalah Sastra Simalaba, Majalah Infitah,  Berita Baru, Belutin Sidogiri, Kabar Madura dll. Sedangkan antologi bersamanya Simfoni Dan Hujan Puisi (IKSBAT 2019), Lelaki Bersayap Senja (IKSADA 2019), Secangkir Kenangan (Indinisia Berani Menulis 2020), Stay With You (T-Zone Publisher 2020). Prestasi yang diraihnya dalam sastra, Juara 1 Cipta Puisi Nasional yang diadakan oleh A2 Media Utama Bandung (2022), juara 3 Cipta Puisi Nasional dalam ajang Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 77 yang di adakan Charta Media Yogyakarta. Penulis Bisa dikunjungi di: nailusshafinail@gmail.com. / IGNailus Sahfi Nail.082232367231

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.