Puisi ini adalah puisi salah satu peserta lomba puisi tingkat nasional yang lolos kurasi dan naskah ini akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul :
SEMUA PESERTA NASKAHNYA DIBUKUKAN
πPEMESANAN KLIK LINKπ
πππππππππ
https://wa.me/message/VWQPOQPG6YYWA1
"AKU..
"PADA LAMPU KOTA
Kepulan asap meminangku menyanyikan lagu kesendirian. Hisapan rokok satu persatu memungut inspirasi. Penaku terus menggoreskan tubuhnya pada tumpukan kertas kusam.
Ku ingat nyanyian itu; Berbayang bayang senyum, Berkicau kicau indah, Bak bianglala yang menebar pesona.
Ucapanmu mengeja dingin malam yang menghangatkan. Kelap kelip lampu kota seakan menatap kita; Menyaksikan empat mata binar yang saling menatap, Dua bibir yang bercakap tanpa tema, Mengutarakan rasa lewat sebuah frasa.
Ya, Ku ingat kala itu. Dibawah rembulan. Pelukanmu menghangatkan di kepungan dinginnya puncak paralayang.
Peluk terus sayang, tolong jangan lepas. Aku lagi meminangmu dalam syairku. Kalau sudah. Bolehkah kututup saja penaku. Kau boleh kapan saja masuk nona. Menari saja dalam pikiranku. Asal jangan permisi cepat, dari hatiku yang sudah penuh kau isi.
Bayangmu abadi.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.