jejak basah seperca kain

Puisi ini adalah puisi salah satu peserta lomba puisi tingkat nasional yang lolos kurasi dan naskah ini akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul :




SEMUA PESERTA NASKAHNYA DIBUKUKAN

πŸ‘‡PEMESANAN KLIK LINKπŸ‘‡

πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

https://wa.me/message/VWQPOQPG6YYWA1


 "AKU..


 jejak basah seperca kain

Karya: Nur Fadillah


Sebatas kata yang merampungkan sebuah kalimat.

Menggetarkan jiwa dan memaku runguku di setiap gaungan aksaranya.

Meraih hak dengan jutaan jejak kelam.

Merdeka.. Indonesia merdeka.. bangsaku merdeka...dan 

bangsaku telah merdeka!


Lebih dari jutaan atau miliaran detik yang lalu.

Ketakutan, perih, rintihan, doa dan tangisan bersatu dengan pilu.

Mereka dicaci, ditindas, direndahkan seakan tak punya hak untuk merdeka.

Korbankan lelah yang tak akan pernah bisa terbayarkan.


Menangis, ikhlas lalu bersiap untuk menyerah,

Menyelimuti diri dengan balutan kain berbercak merah.


Orang-orang di sana mengira itu..

Benawat sangat tanpa mau menoleh kembali.


Nyatanya...jiwa para pahlawanku berkobar dalam keyakinan merdeka yang membelenggu.

Saling merangkul dalam sekali pandang saat bertemu.

Menyeret tubuh dengan balutan kain yang siap berganti kafan.

Dengan tertatih-tatih, dengan begitu pedih.

Sampai tiba masanya..

Jeritan tiap-tiap manusia mengisi bagian dari langkahnya

Menarik setengah kain pada bawah kain yang menjadi saksi bisu,

Bertekuk lutut dengan keringat yang menjalari setiap belokan tubuh.


Mengangkat tangan dengan ucap syukur yang tertutur lirih dengan daksanya yang meluruh.

Bangsaku merdeka...

Kita merdeka...

Menghantarkan sebuah hak dan keyakinan yang telah berkobar,

Membakar jiwa-jiwa yang penuh tangis menyatu dengan peluh juang.

Berakhir sisakan lagu penutup yang menutupi akhir dari cerita bak setangkai melati putih.

  


Langara, 16 Agustus 2022

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.