Secuil Kisah dari Seminggu
Ada sosok yang hadir, setelah hujan petir.
Sosok pelangi yang berwarna, yang bisa mencerahkan suasana.
Pelukmu hangat ku, senyummu indahku.
Suaramu candaku, sikapmu tenangku.
Setelah bertahun aku menanti.
Akhirnya aku mendapatkan apa yang dicari.
Seorang pria yang hangat sekali pelukannya.
Rasanya aku tak ingin melepaskan peluk
saat itu.
Tangan mungil sama seperti aku.
Tak terlalu tinggi bahkan bermuka seperti bayi.
Sosok pekerja keras yang tak kenal lelah.
Sosok yang kutunggu kunanti.
Tetapi sayangnya, sosok itu tak singgah
lama.
Aku, layaknya sebuah rumah singgah.
Kau datang hanya untuk bermain atau
beristirahat saja.
Entah mengapa kau tak ingin tinggal lama?
Aku menahanmu agar kau tak pergi.
Tetapi, pertemuan itu tetap menjadi awal dan akhir.
Secuil dari kisah aku si malang.
Menangis pun kau tak akan kembali.
Tanpa pamit bakal senja, tetapi senja masih
lebih indah.
Engkau adalah kisah seminggu, tetapi gegap
kalah.
Indahnya dengan senja, dan kau bukan
tulus.
Tak akan ku ucapkan hati-hati di jalan.
Setelah tanpamu, aku paham, kamu hanya ingin bermain bukan?
Mempermainkan gadis cantik nan mungil.
Setelah kau puas dengan permainan itu kau pergi.
Pergi dan tak pernah menoleh sekalipun.
Aku menjelajahi datltayan tanpa batasan.
Aku terbang bak burung camar memainkan
orchestra nyanyian.
Aku menerjang ombak menjelajah samudra.
Berusaha untuk melupakan sosok engkau,
dan kututup hatiku kembali.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.