Romantis yang Tak Indah
Bersandarkan luka yang pernah ada
Aku perlu mencoba dewasa, kata orang seperti itu
Hanya saja terlalu gelap untuk jalan ku
Entah karena patahkah yang terlalu sakit atau memang takdiri mengutuk ku seperti ini
Luka ku terlau dalam, atas cinta yang pernah ku maniskan
Kau pernah berjanji sehidup semati, namun sayangnya kau pula ingkar atas sumpah mu
Tuan, goresan mu terlalu beracun, inikah akar romantis puisi mu kala itu?
Aku yang tertatih dan tetap berdiri dibalik bayang-bayang mu
Kamu yang telah sembuh atau bahkan tak pernah sakit setelah perpisahan, sedang aku setengah mati bersusah payah untuk sembuh
Tak ada kebencian, namun hampir mati rasa hati ku
Tak lagi ramah suara senja di luar, tak seindah dulu yang pernah kita saksikan
Aku tak ingin kembali menyapanya, sebab ia saksi bisu atas perpisahan
Bukankah kata orang senja itu romantis?
Namun mengapa senja ku tak seindah pepatah pujangga?
Terombang-ambing hati ku mencari dermaga
Namun lagi-lagi aku lupa, dermaga itulah yang meninggalkan ku sebatang kara
Membuat ku hanyut, tergulum ombak dan berdarah menghantam karang
Hingga aku terdampar pada pulau sepi
Semenyedihkan ini kah romantis ku?
Tolong tinggalkan jawabannya, aku ingin mendengar meski sepatah
Dan teruntuk Tuan yang pernah menjadi pesisir ku, tetap ku tunggu jawaban tentang ku yang pernah menjadi mempelai.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.