Rindu Memilu
Tak nampak, namun sangat terasa
Nan semut hitam di atas batu malam hari
Keberadaannya mengingatkan ku
Betapa pilunya diri tanpamu
Mungkin, indah bila ku mengingat
Cerita yang bergelimpangan jejak kecil.
Sesaat, menguras kepingan ingin ku
Menyurut segala penjuru rahsa
Yang kini mulai tersamarkan
Oleh keadaan yang menuntut menghilang
Oleh pikir yang menyurut logika
Oleh warna yang mulai pudarkan diri
Oleh aroma yang kian membusuk
Oleh rasa yang terasa pahit
Oleh pertemuan yang kian cipta hening
Oleh latar yang menutup gairahku
Ku ingat lagi, kita semua lucu ya?
Bahkan awalnya kita, tak saling sapa
hanya fokus menyendiri dengan meja kosong,
Bahkan kursi yang menjadi saksinya.
Ku kira selepas kita berpisah,
Keadaan berangsur membaik kawan?
Nyatanya, aku masih perlu kau di sini,
Mendengar ceritaku, menyapa nasehatmu.
Namun, kini hanya merindu kurasa,
tawa dan tangis mulai mengikis,
Egosentris yang membawa konflik,
Bahkan, rayuan yang jadi sarapan
Kini hanya sebatas kenangan
Yang harus ku terima
Dan rindu ini kian memilu
Kala kau pergi tanpa sebuah jejak.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.