Mengkaji Angin
Wangi suara rakyat kini terlilitkan
Denting waktu kini bergelar
Tak pantas menjadi keributan besar
Koar ribut disambut riuh
Seolah hanya permainan
Bergegaslah Pulang
Pada keributan peluit Di jalanan
Merangkul pada buah ke sekian
Merambah luas untuk menghentikan
Membangun peradaban pada orang pinggiran
Indonesia kala itu
Memupuk subur, menanamkan makmur
Dengan suara- suara berwangian
Tak gentar tak mundur
Akan suar pikiran
Pada ratapan dasi
Pada ratap besi nyaring
Kini berubah seketika
Pada uang yang melonjak angin
Dan pada derajat yang bertangisan
Kau, layu pada kegetiran
Indonesiaku
Dimana kau berada pada suara rakyat persatuan
Kau katakan pada kemaluan
Dimana engkau, ketika rakyat menjerit lengking
Kau layu pada jeritan logam
Dimana , dimana saat angin ribut menghembuskan
Kau mempersatukan bukan sebaliknya!
Dimana kau yang ayu berganti
Dengan denting-denting Pancasila
Dimana kau terbang tinggi untuk kesatuan
Dimana kau kini semakin memilukan
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.