Lorong Tua
Kepak daun momiji terhuyung
ditampar kecil telesit angin musim gugur
bersamanya semesta menerawang jauh
tiba di lorong tua
menyaksikan rentet kejadian seputar perjuangan
hanya dapat mengubur teriak pilu
berkali-kali bintik hitam mata
terpaksa mendapati bedil yang mengudara
menggeliat segera menelisik organ
bersamanya gema teriak ‘Merdeka’diluapkan
menyingsing fajar di kemudian hari
tanpa tahu adakah sebuah sempat
terbatuk di dinginnya pagi
atau disapa dengan dimensi lain
yang selalu mengantongi tanda tanya
‘apakah sudah merdeka hingga nafas terakhir?’,
tukas patriot sembari berpaling
melangkah maju di medan lestari
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.