Gubuk Reyot

Gubuk Reyot


Getar sanubari ini memanggilku tuk pulang kampung

Hingga akhirnya, tapak ini menjejak di tanah lempung

Aksaku menyapu pandang gubuk yang ada di ujung

Membuat air mata ini luruh tak lagi terbendung


Dengan berdinding bambu yang lapuk

Dan beratap rumbia yang telah membusuk

Gubuk itu tetap sepenting tulang rusuk

Walau kini menghitung hari untuk ambruk


Istanaku itu kini sunyi sepi

Hanya debu dan sawang menjadi penghuni

Tiada lagi nasihat ibu penyejuk hati

Tiada lagi gurauan ayah akan duniawi

Juga, tiada lagi tangis kelaparan tanpa sesuap nasi


Pandangku menilik dalam delusi

Kuali milik ibu bekas memasak ubi,

Cangkul milik ayah bekas menanam padi

Juga tikar usang tempat mengistirahatkan diri


Desir anila seakan menyadarkanku

Menyadarkanku yang termangu akan kenangan pilu masa lalu

Ayah, ibu, baktiku belum usai lagi

Namun, kau lebih dulu melenggang pergi

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.