Gramophone Rindu
Dalam selaksa nalam yang kugoreskan
Di tengah pekat gulitanya malam
Ku langitkan seutas kenangan yang telah usang
Tentang sajak-sajak rindu
Yang tak pernah sanggup aku buang
Syair ku membara membakar nyala renjana
Dalam satuan rasa
Kau masih jadi satu-satunya pemilik singgasana
Pelukmu masih terasa candu
Merengkuh jiwa membayarkan rindu
Perasaan yang mengalir
Merambah tiap celah-celah kesendirian
Namun, ragaku berdiri tanpa mendapat sedikitpun peran
Pun kerasnya kerinduan
Tak sekalipun diperhatikan
Dadas karang itu menghantam butiran perasaan
Dalam heningnya lautan menyeret segala kenangan
Ikut tenggelam dalam kerinduan yang tak tersampaikan
Kubaringkan kelopak dari bunga yang layu
Merusak janjiku untuk tetap menunggu
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.