Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba cipta puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos kurasi dan akan diterbitkan dalam buku yang berjudul,"Find It"
Mengapa, Harusnya, juga Andai.
Kembali aku temukan,
Alasan mengurcacikan diri.
Mengapa dia begini?
Harusnya tadi aku begitu!
Andai mereka mengerti.
Mengapa, Harusnya, juga Andai.
Tanpa sadar itu menjebakku.
Memenjara dalam bui tanpa dinding.
Mencekat langkah bak di ambang jurang.
Tak selangkah dituju.
Tak selangkah tekad maju.
Mengapa, Harusnya, juga Andai.
Waktuku tak lama,
Keluhku menggunung.
Mengapa, Harusnya, juga Andai.
Harapanku segunung,
Rasa takut sejauh mata memandang.
Mengapa, Harusnya, juga Andai.
Detik ini aku..
Menantang diriku tuk berhenti,
Menyuarakan ""Mengapa, Harusnya, juga andai.""
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.