https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Tanpa Titik
Aku tersesat dalam kabut tebal dengan jutaan tanya,
Ku untai perlahan, demi meniti titik salah yang mungkin terabai,
Tutur manis terkubur oleh sikap dinginmu,
Tatapan matamu dan senyum kala itu, sirna layaknya sirna senja yang padam oleh malam,
Retak yang tak mampu diraba oleh mata dan hatiku,
Menguncang akal sehatku...
Seolah-olah kau melumpuhkan hatiku tanpa titik.
Fatamorgana
Berpijak memandang debur,
Bermula mata angin fatamorgana mengabur,
Membelenggu kecemasan kian menghujung,
Keyakinan ku kian tak bersanding,
Daku berlari menyegerakan sederap sisa,
Walau kerap kali ku gadai setiap umpama,
Keyakinan ku berkarat !
Menjadi seonggak suara tanpa hakikat.
Fana
Kita kerap kali terlena oleh fana,
Sampai terlupakan bahwasannya banyak hal yang lebih utama...
Kit kerap kali terbuai oleh yang namanya keemasan,
Sampai terlupakan bahwasannya banyak hal yang dapat dijadikan pembelajaran...
Kita kerap kali berbincang tanpa adanya jeda,
Sampai terlupakan bahwasannya banyak hal yang lebih bermakna...
Kita kerap enggan yang namanya mendengarkan,
Sampai terlupakan bahwasannya banyak hal yang sepatutnya dikerjakan.
Hati
Jika hati itu seputih awan,
Biarkan ia bergerak dengan keikhlasan...
Jika hati itu setenang lautan,
Maka mengalirlah ia dengan kejujuran...
Jika hati seteduh pelangi,
Warnakanlah ia dengan keindahan...
Jika hati itu sehebat bulan,
Sinarkan ia dengan persahabatan...
Dan jika hati itu dilukai !
Sembuhkanlah ia dengan memaafkan.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.