https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Rindu
Karya: Silva Nathalia
Adalah ketika sunyi bertemu suara yang menembus celah-celah kegelisahan.
Adalah ketika aroma yang segar di masa lalu mendadak kembali datang tak tahu kapan pulang.
Adalah ketika senyuman itu mematikan kekhawatiran di jalan basah di tempat dulu kau dan aku duduk berdua.
Adalah ketika aku yang tak pernah bisa jauh darimu mendadak harus berjarak seperti mengambil jeda.
Adalah ketika cahaya pertama mendadak gelap dengan dentum yang tak kenal kasar dan lembutnya.
Menitikan rintik
Kecil jatuh
Dimakan sepi,
Menitikan rintik
Kecil jatuh jauh sebelum kau pergi
Jatuh jauh sebelum kau pergi...
Jingga
Karya: Silva Nathalia
Bunga kemuning mewangi di pagi
menjelma kamu yang sunyi
dan aku di sini menepikan laju
dari keras lembutnya usaha
memperjuangkan satu kata
yang jika patah akan terus tumbuh
dengan penuh sabar,
yang luas tak terbaca
hingga pada suatu jingga
ada sebuah pertunjukan
yang memberi jeda
atas air mata yang menggantung tabah
pada sebuah kasih sayang yang dinamakan cinta.
antara aku dan kamu.
Perempuan bagai Dandelion
Karya: Silva Nathalia
Ia bagai dandelion. Kuat, begitu kuat
Terbang, tumbuh dimana saja
Tak pernah peduli pada setiap
Kaki yang menginjaknya.
Ia tak rapuh, melainkan berani
Ia mampu bertahan
Saat angin kencang menariknya,
Ia mampu menentang angin,
Namun, tak pernah membenci angin
Ia tak dianggap indah,
Namun, bermakna indah.
Ia bagai suara malam, syahdu berbisik,
Dalam sunyi gerimis.
Yang tak pernah bisa dipahami.
Mengeluarkan bunyi dentuman
Keras! Namun hatinya lembut
Kepada siapapun menyambut
Tak bisa dilukiskan oleh bentuk,
Tak bisa dipahami oleh tatap,
Tak bisa dikatakan oleh mulut.
Tangisnya menjeritkan tangan-tangan lemah
Menggetarkan tanah, menampar hati,
menjadikan emosi. Tak jarang ia menyendiri,
Hanya karena tak ingin diketahui
Bahkan ia tak ingin menitipkan rindu,
menitipkan cinta pada siapapun.
Malam bergerak untuk merangkai
Kata demi kata yang disusun menjadi puisi,
Kasih sayang perempuan yang tak bisa dieja
Dengan ketulusan, kesetiaan, ketangguhan
Pada apa yang dinamakan sejati dan abadi.
Perempuan Cerdas
Karya: Silva Nathalia
Ada perempuan cerdas yang matanya berbinar-binar seperti bintang di atas langit sana.
Ada perempuan cerdas yang ketika tersenyum mampu menghapus setiap duka dan menghadirkan kebahagiaan sederhana lengkap dengan aroma dan warna
yang tak henti-hentinya membuat aku tenggelam dalam kelembutannya
dalam kasih sayang yang terbentang seperti pergi dan pulang yang mengisyaratkan angan untuk temu kemudian meleburkan butir-butir sendu.
Ada perempuan cerdas yang betapa kuatnya menyembunyikan lukanya dalam tawa yang suaranya begitu merdu hingga membuat nyaman pada siapa pun yang singgah untuk kemudian ingin menetap tak ingin pindah sebab begitu harum caranya memperlakukan kehidupan untuk tak diketahui dari mana asal usulnya bahwa pedih yang sangat dalam itu mampu mengumpat di balik wajahnya yang periang.
Perempuan cerdas yang terkadang tak mampu menyembunyikan pilunya hingga akhirnya hanya ada aksara demi aksara yang tertata rapi yang tak berirama dalam sunyi sepi.
Bertemu
Karya: Silva Nathalia
senjaku mati
malamku sepi
ingar sudah lenyap
bersama singgah yang entah
dengan dan untuk siapa
di sini mengalun rindu
dalam derai rintik
aromamu berpadu utuh
dengan angan yang mati bersama perpisahan
kenyataan memang tak selalu baik
namun bahagia pernah ku peluk saat bersamamu
aku ingin bertemu denganmu
menjumpai kedua matamu yang teduh
dan senyum yang merayu kegelisahan
aku ingin bertemu denganmu
meskipun tanpa kata
meskipun sudah tak ada lagi kata 'kita'
meskipun sudah hilang cinta
aku tak pernah meminta kesempatan
lagi dan datang kepadaku
aku hanya ingin bertemu denganmu
sebab ceritaku, kamu yang tahu.
bagaimana keadaanku, kamu yang paham.
aku ingin bertemu denganmu
ingin menangis dalam pelukanmu
ingin kamu tenangkan dengan ciuman hangat dikeningku.
aku ingin bertemu denganmu
meskipun selepasnya aku akan menderita
sebab kehilangan akal
dan pulang yang menyeret
dengan tega
hingga rindu
menjadi abu- yang selalu dan terasa memilukan.
aku ingin bertemu denganmu..."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.