https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
PERMULAAN
KARYA : FERYSA PUTRI SA
Disini Pertumpahan Darah
Penembakan Pengecut Dilakukan
Akankah Turun Anugerah?
Pistol Mulai Bermain
Demokrasi Beraksi Disini
Matahari Panas Membakar
Inginnya Kami Berlaku TRITURA
Agar Negri Tak Gentar
Suara Elang Pemecah Pilu
Resimen Tank Penindas Menderu
Penyandang Senapan Memandangmu
Seakan Usia Diujung Hidungmu
Kematian Seakan Mengundi
Telah Gugur Senjata Pedang
Peluit Seakan Menjerit Lagi
Nyawa Hilang Sudah Melayang
BUNGKAM
KARYA : FERYSA PUTRI SA
Tua Muda Seakan Pilu
Kerja Romusha Berlaku
Pribumi Tak Berhak
Bangsa Lain Membajak
Rempah-Rempah Mereka Boikot
Hati Seakan Menguras Emosi
Landak Menggonggong Rambat
Rakyat Pemerintah Ratapi
HEI ! Pribumi Nusantara
Satukan Paduan Suara
Indonesia Pasti Jaya
Jika Pilu Dipecahkan
Ini Negri Indonesia
Membutuh Aksi Para Jua
Namun Harapan Putus
Lalu Bangsa Lain Puas
KEDIPAN MATA
KARYA : FERYSA PUTRI SA
Seandainya tak memandang
Sekarang pasti belum melayang
Engkau mandi cahaya bintang
Engkau selalu membayang
Kini hidup suatu keindahan
Matamu menguatkan hati
Aku takkan bisa lepaskan
Lantaran engkau pujaan hati
Sungguh indah jika bersatu
Kesetiaanku sudah menjulang tinggi
Atas kepercayaanku padamu
Duhai kekasihku, sayangku
Mengapa kau bunuh cintaku?
Matilah sudah jiwaku
Kemudian hati ini pilu
Meledak sudah jiwa laraku
KASAR
KARYA : FERYSA PURTI SA
Berlaku lemah lembutlah engkau
Sekiranya engkau berhati kasar
Tentulah mereka menjauh diri
Kau tak mikir sedemikian?
Lembut ialah perangai ampuh
Dan air penenang jiwa
Dikala amarah melanda
Tapi tak hangus terbawa suasana
Panas api akan padam
Sebab air yang meredam
Saat dalam keadaan marah
Berpotensi lepas kendali arah
Duhai diri ringan tangan
Duhai diri lancang mulut
Duhai diri sorot mata
Bersikap lemah lembutlah kalian
LANTAS BAGAIMANA
KARYA : FERYSA PUTRI SA
Sudah kutinggalkan dia
Sudah kuturuti keinginanmu
Sudah kupercayai dirimu
Tapi apakah aku akan selamat?
Dengan dia ku damai
Ditepi pantai kita berlari
Diatas bukit kita berbaring
Melihat bintang kaya sirna
Kau perusak hidupku kini
Lalu kau rampas kebahagiaanku
Dan kau bunuh dia didepan mata
Tapi apakah kau merasa salah?
Seribu malam ku menghilang
Jiwa seakan direnggut asa
Hatiku membeku pilu
Ragaku mati ditelan bumi
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.