https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
" merajut asa
Anila membanting daun kering di pohon itu
menjadikannya terbang terbuai..
hiruk pikuk, lalu lalang seakan tiada hentinya
Ia mengayuh pedal rimpuh nan keropos itu..
menelusuri aspal jalanan di tengah kota
meski keriput, keringat bercucur
meski otot otot terukir di lengan
sinar matahari menusuk membakar kulit
Kau, tetaplah kau
bagai jembatan kayu keropos yang tetap terbentang demi menyambung jalan
Debu rasanya sudah menjadi bekal sehari hari
hujan badai seakan tak menjadi halangan untuk terus berjuang
demi secercah harapan untuk terus hidup.
judul: titik perpisahan
Ibarat nabastala dan bentala
aku dan kamu adalah daksa dan atma yang tidak akan bisa bersama
meski dibekali kasih sayang
Seperti hujan yang selalu membutuhkan bumi untuk jatuh
begitu pula daku yang membutuhkannya untuk tempat berlabuh
Semesta yang adiwarna
tidak kah engkau memberi waktu lebih lama lagi
untuk daku dekap tubuhnya
Nayanika kini telah aksa
menyisakan mangata
beserta rindu yang amerta..
judul: penantian
Sore itu,
redum kelabu menyelimuti kalbu
berjalan di bawah tangisan awan yg semakin menderu
selangkah, dua langkah, tak kunjung memberinya arah akan kemana
Kembalilah, Tuan...
untuk seseorang yang tlah kehilangan tempat berpulangnya
Layaknya kapal yang sedang berlayar tapi tak kunjung berlabuh..
adakah hasrat untuk kembali, Tuan?
Menanti tak apa,
meski tak didapat asa
untuk harapan yang tlah diujung jalan"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.