https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
LABIRIN KENANGANMU
Ku tiup serbuk bertabur rindu
Yang berkilau sayang tak terhirau
Bulan yang tenggelam
Ketuk sepatumu yang lirih menghilang
Menghantui otakku
Yang terjebak labirin kenanganmu
Ku tatap bulan yang benderang
Ku raih angin yang mustahil terpegang
Ku raih bayangmu
Yang bahkan sungguh semu
Ku tapak kotak labirin ini
Raba dinding yang bahkan terasa semu
Ku lihat ruang yang redup ini
Menjarah jalan pulang yang tak kunjung ketemu
Otak memaksa melupakanmu
Hati menyuruh mengingatmu
Diri terjebak kenanganmu
Lalu..aku harus apa?
AKU
Aku..
Hal tak terdeskripsi
Terlihat mudah namun rumit
Terlihat dangkal namun tak berdasar
Hujan sebagai penutup air mata
Bantal sebagai peredam isak
Dan tembok sebagai pelampiasan
Terlalu sering mendengar kebisingan menyesakkan dada
Hingga otak memaksa mencari kesalahan diri
Dan hati menyalahkan diri sendiri
Terkadang malu kepada Tuhan yang dengan begitu indah menciptakan
Yang dengan bangganya menurunkan ke bumi memamerkan hasil karyanya
Namun apa?
Aku justru mengecewakannya dengan membenci dan selalu mencari letak kesalahan diri
Dalam setiap sujud ku memohon ampun akan kelancangan diri
Dan esoknya mengulangi lagi
Silahkan anggap aku menjijikkan
Terlalu tak pantas untukku menyangkal
HANYA LELAH
Hela nafas terdengar lelah
Menatap mentari dengan mata memerah
Cengkraman di jendela kian menguat
Berharap hati juga kian kuat
Dengan tenaga yang kian lemah
Memaksa diri yang ingin menyerah
Menepuk dada kian tabah
Yang di banting dengan masalah
Lingkaran hitam di mata
Tak menyurutkan tekad di dada
Berharap dan berdoa
Berharap datangnya cahaya
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.