https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
" Cinta Dalam Diam
(Sajak Sarmahkini)
Dalam diam aku mengagumimu
Dalam solat aku selipkan namamu dalam doaku
Biarlah Allah yang meyampaikan cintaku pada hambanya
Aku lebih memfokuskan diri saat sebuah kisah bahagia kau utarakan
Aku menunggumu
Kali ini aku yang akan bercerita
Tentang cinta yang terpendam
Tentang sayang yang tak sampai kepadamu
Ingin berbaring disampingnya
Menikmati hangat dipeluknya
Ingin ku hentikan detik untuk sebuah senyuman
Karena bisa saja setelah detik ini indah senyummu tak lagi untukku
Dengarlah alam semesta, meski aku tak berteriak
Tapi akulah yang sangat menginginkannya
Dengan segala harapan penuh harapan
Sebersik rindu yang datang dan pergi
Hanya bisa terjawab dalam mimpi
Aku disini bersama senja
Berharap cintaku sampai padamu dengan jingganya
Melangitkan segala doa untukmu yang selalu membuatku merindu
Semoga angin menyampaikannya padamu
Bahwa disini aku selalu merindukanmu
Perjuangan Yang Tak Dihargai
(Sajak Sarmahkini)
Datang dan pergi
Merawat senyum yang mungkin takkan kembali
Menawan hati yang telah berjuang sendiri
Maaf bukan maksud untuk membangunkan dari tidurmu yang lelap
Aku tidak mau lagi menitip doa
Banyak semua daya yang terjadi
Diatas tanah yang kupijak
Dibawah langit yang berisi bisikan-bisikan busuk yang mengajak
Cerita kita sudah lama mati
Dengan dirimu yang memilih pergi
Menghancurkan semua mimpi
Menorehkan luka yang sulit terobati
Di akhir tawa tak ada salam yang kusebut
Ketika hati hanya mampu menerka-nerka
Mencoba menguatkan jiwa yang sudah lelah
Dan bertahan pada rasa percaya yang mulai kehilangan arah
Berharap disuatu saat kau kembali
Bisakah dia hadir?
Jika tidak biar aku yang pergi
dan merasakan sakit untuk kesekian kalinya
Rinduku Padamu Rasul
(Sajak Sarmahkini)
Kududuk di depan pintu
Menikmati malam yang dingin
Ku ingin menatapmu sebentar
Walau hanya sekejap
Seumpama aku mampu berkalimah
Ingin ku titip tanya pada semesta
Sewindu meriuhkan bulir-bulir rinduku
Ku yakin kan diri dalam kuasa dan kasihnya
Tetesan air mataku membasahi bumi
Rasa ini bagaikan rindu pada pujaan
Ku lantunkan yasin dan tahalil
Ku berselawat kepadamu seraya menggigil
Ya Allah pertemukanlah aku dengannya di syurgamu
Walau di dunia kita tak bertemu
Kuharap di akhirat dapat bersatu
Melepas rindu menghapus dukaku
Untukmu rasulku
Kau Pergi Setelah Menoreh Luka
(Sajak Sarmahkini)
Merah muda atau birunya cerita
Tentang wajah yang belum sempat ku simpan
Tentang inisial yang belum sanggup ku ukir
Tentang dia yang meninggalkan buana
Aku terdiam dalam sebuah bayang
Bantu aku dalam melawan penindasan rasa ini
Iya melukai tanpa menyentuh
Membiarkan senyumannya terjadi
Kita pernah erat tapi tak melekat
Semuanya sudah terlambat kita tak lagi hangat
Menghadapi kenyataan yang pahit
Kau buat semua tampak sempurna
Tak pernah luput kau geruh sambal
Mengurai semua luka yang mengumpal
Dan ragaku tak lagi disisi mu
Karna kamu meninggalkanku
Rinduku Padamu Ibu
(Sajak Sarmahkini)
Jauh sebelum jejak dan jarak menjadi satu
Ketika tenang dan rindu menjadi padu
Aku yang setiap pagi disapa dan menyapa
Aku yang sering disambut dan mennyambut dengan hangat
Pulang dalam keheningan,
Meski langkah tak sesungguhnya menuju rumah
Kulihat waktu terus saja berlari
Melihatku hanya berjalan tak tentu arah
Siulan burung memekik tajam
Merdu suara katak mehiasi malam
Masih dengan tatatapan yang sama
Kini aku berjalan tanpa cinta
Mengadu aku pada yang kuasa
Hanya bersama hitam pahitnya cerita
Rinduku tersungkur tanpa ragu melintas lima benua
Hanya satu untuk mu ibu ku
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.