https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
">Adil
(Pratiwi Febri Yanti)
Jam terus berputar…
Membawa aku menjadi manusia besar tanpa keadilan mendatar
Aku tidak marah….
hanya saja bingung dengan nada manusia yang merasa tak bersalah
Bayangan dewasa di tubuhku mengamuk besar
Ingin bertukar posisi paling depan
Namun dengan gagahnya aku menolak
Memeluk diriku sendiri dan berkata, “bajingan tidak akan berhenti hingga mereka tiada”
>Kau yang pergi
(Pratiwi Febri Yanti)
Kau yang sudah ku anggap sebagai penerang saat mentari mengumpat
Berubah di tuntun waktu dengan membawa janji setempat
Terlalu jauh memintamu kembali
Dengan awan hitam yang kini ku tatap
Pendapat hati yang ingin mengadu
Sungai mata yang sudah tak lagi menampung
Namun hanya membuat sekumpulan bayangan
Yang akan hilang sekejap
Aku menghukum diri
Memaksa menerima alur yang di beri
Gambaran yang menjadi buku
Sudah ku rapikan dalam jiwa abu-abu
Berjanji membuat cerita dongeng panjang
Dan akan ku ceritakan kepada manusia lainnya
Bahwa aku adalah seorang hati batu
Yang di luluhkan dengan sisi lain mentari
>Manusia buku
(Pratiwi Febri Yanti)
Aku mengaku,
Aku adalah pelaku yang membeci buku
Demi untuk memegang hati,
Sang penikmat buku
Aku benci saat buku menutupi wajahmu
Menutupi indah alunan tawamu
Menghalangi pancaran cahaya mentari
Yang akan memperindah matamu
Aku sudah terlalu jauh menuntun hati
Hingga tak ada alasan benci pada benda mati
Menggerutu dalam diri,
Padahal tak akan ada yang peduli
Aku tak akan mengelak,
Jika ada persidangan mengenai kasus ini
Aku akan berteriak lantang
Bahwa aku hanya iri dengan benda mati
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.