Tuhan, menyusuri pandemi ini, Aku

 





Cover buku


Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterupdate x Infolombapuisi Deadline 14 Oktober. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Selembut Salju"


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Tuhan, menyusuri pandemi ini, Aku

Karya: Nadya Mazayu Nur Sabrina


Tuhan, menyusuri pandemi ini, 

Aku seperti masuk dalam hutan luas yang pohonnya rimbun tanpa bersumbu, 

Leba tberpangkat. Begitu gelap. Jalan terjal berbentuk segitiga

Menikung, berlumpur, dan suhu bercelcius

Kakiku berdarah, menjadi jejak menghitam. Tiba-tiba pandemi itu

Menjelma makhluk asing dengan titik busur sangat menakutkan

Mulutnya berbentuk lingkaran


Tuhan, menyusuri pandemi ini,

Aku berada di sumbu angin yang begitu hebat dan dahsyat

Tubuhku terpelanting, menukik, seperti layangan segiempat yang talinya putus

Semakin jauh, pusat rotasinya semakin tidak terkandali

Mataku gelap, tubuhku ringkik dan menggigil di sudut sunyi

Tiba-tiba, pandemi itu telah bergrafik

Mengubah wajahku persenti penuh benjolan, bopeng, menakutkan

“Adakah yang lebih hebat dariku,” ujar pandemic dengan grafik suara melengking


Tuhan, menyusuri pandemi ini,

Aku kehilangan arah. Titik koordinat kompas yang 

selama ini menjadi penanda telah menghilang. 

Inilah yang membuat tubuhku semakin sakit. Tiap sisi masker pun tidak cukup, 

napasku semakin sesak, titik ujung tenggorokanku penuh dengan

keranggang merah. Pohon faktornya menyesakan mencekik


Tuhan, menyusuri pandemi ini,

Jadikan aku menjadi irisan kasihMu

Yang selalu sujud di atas luas dan panjang sajadah. 

Pandemi itu adalah makhlukMu yang sama denganku. 

Jadikan ini sebagai sumber kekuatanku untuk menjadikanMu sebagai garis kiblatku. 

Yang bias berikan jalan terang sejajar

Dan hembuskan kesejukan di jejak religiusku, yaRob


Tuhan, menyusuri pandemi ini,

Aku ingin terus menyusuri sudut siku-siku selatMu

Sebagai penuntun dan penguat volume iman

Pangkatkan dan kuadrat dengan angka terbesar kasihMu

“Dalam ¾ malam sujudku ini, izinkan aku terus memvertikalkan nama agungMu.


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.