Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Kata Anak Pelosok
Di bangku tua yang ronta itu aku termangu
Meresah bagaimana nasib masa depanku
Terlintas petuah, pandai saja itu tak cukup
Ikhtiar diri hingga berubah menjadi jingga ranumlah yang hakiki
Miris ya,
Anak kota semua serba terwujud,
Seolah ada tembok besar jadi penyekat
Samar ironi mulai merebak
Tapi,
Ini bukan waktunya untuk menjerit
Mengerang menyalahkan manusia lain
Redam amarahmu
Satukan tekad, meniti asa
Anak pelosok juga bisa bahagia
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.