
Selamat menikmati puisi di bawah ini:
DIRACUNI ATAU MERACUNI
Hahahaha…hahahaha…hahahaha
Tawaku yang tak henti-hentinya
Hingga tak sadar aku kehujanan
Yah.. hujan lokal yang tiba-tiba mengguyur
Ahh…
Pikirku dalam angan-anganku
Tinggi, tinggi jauh dari bumi
Sampai-sampai tak sanggup ku kejar
Bahkan tak tahu akan kemana
Siapakah aku ini?
Hanya anak seorang tukang kuli bangunan
Apalah dayaku ingin hidup bahagia
Terbang melayang meninggalkan kalbu
Aku yang diracuni hidupku sendiri
Ataukah Aku yang meracuni hidupku sendiri?
Hidup bagai sebatang ranting yang kering
Tak berdaun tak bernapas
Kakiku enggan melangkah
Menyusuri bumi yang dipenuhi duri
Dunia ini menjanjikan kenyamanan
Namun, Aku masuk dalam kesia-siaan
Aku diracuni buah bibir
Menusuk hingga rusukku
Jantung terus berdetak kencang
Namun, darah yang mengalir seperti tersumbat
Dengan diriku sendiri…
Aku mengikuti dunia kekelaman
Yang meracuni hidupku…
Aku ingin berlari dalam mimpi
Tidak, dalam kenyataan !
Tolong….tolong….!
Sembuhkan Aku dari racun hidup ini
Bagai vulkanik merapi yang tak tahan bersembunyi
Tidak sanggup Aku menahan
Seperti anjing yang setia
Ingin ku kembali pulang
Pada majikan yang memberi makan
Walau tak berharta,namun Aku tetap pada hidupku.
Derasnya hidupku…
Membuat Aku menjadi tangguh
Aku kembali pada hatiku
Aku berdamai dengan hidupku
Menempu jalan baru dengan mentari
Yang menyapa dengan ketulusan
Hai…anak muda!
Jangan mudah terpengaruh
Hidup begitu kejam, kadang saja indah
Pada langkah kita sebagai penentu
Saat kita menyusuri setapak kehidupan!
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.