Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Aku marah bagai kabut merah.
Setiap waktu tak menentu.
Dunia runtuh padaku.
Menangis tersedu-sedu.
Tidak sempat bagiku untuk bersandar di bahumu.
Menyiksa diri sendiri, ingin mati.
Rasa ingin berlari tanpa henti.
Tujuan mana aku akan pergi.
Amarah ini bagai kabut merah menutupi hati.
Kalian tidak pernah tahu.
Atau tidak mau tahu?
Luka ini sakit, tak sembuh-sembuh.
Wahai lampu-lampu tolong terangi gelap dihatiku.
Berharap seseorang mengamati.
Merangkul hati ini, membawa pergi kabut merah bagai rasa ingin mati.
Namun kamu tidak pernah melirik kesini.
Hanya air mata yang menggenangi malam gerimis seperti malam ini.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.