Selamat menikmati puisi di bawah ini:
TUAN
Malam ini, Aku
Terbangun lagi, Menyapa Angin
Menyambut mesra cahaya Bulan.
Lalu lalang kendaraan tak lagi
berdesakan, lampu kota terlihat,
remang, berdiskusi si
binatang malam..
Selagi langit masih gulita, sebelum
mentari menyibak tirainya
boleh kah Aku sedikit
bercerita?
Tentang cinta tak terhalang singgasana,melainkan
restu juga Agama..
Berat, bahkan berat sekali...
mengakhiri rasa terlanjur jatuh,
hentikan langkah akhirnya
pasarah.
Tapi, Aku harus belajar melepaskan
walau jerit tangis, tak bisa tertahankan..
melepas Tuan, ketidak mungkinan Yang selalu aku semogakan.
Tuan, malam yang aku banggakan
Namun perlahan tenggelam, ucap
Selamat tinggal, cipta hancur, hatipMalam ini, Aku
Terbangun lagi, Menyapa Angin
Menyambut mesra cahaya Bulan.
Lalu lalang kendaraan tak lagi
Berdesakan, lampu kota terlihat,
Remang, berdiskusi si
binatang malam..
Selagi Langit masih gulita, sebelum
Mentari menyibak tirainya
Boleh kah Aku sedikit
bercerita?
Tentang Cinta tak terhalang Singgasana,melainkan
restu juga Agama..
Berat, bahkan berat sekali...
mengakhiri rasa terlanjur jatuh,
hentikan langkah akhirnya
Pasarah.
Tapi, Aku harus belajar melepaskan
Walau jerit tangis, tak bisa tertahankan..
Melepas Tuan ketidak mungkinan Yang selalu aku semogakan.
Tuan, malam yang aku banggakan
perlahan tenggelam, ucap
Selamat tinggal, cipta hancur, hatipun terpenggal.
Terkadang, Aku selalu menyalahkan takdir, menganggap Tuhan ku tak adil, karena menghadirkan cinta, tanpa bisa ku ambil...
Lewat purnama juga kehenginan malam ini, boleh kah Daku menitip sentuh,
Pada Tuan terlampau Jauh.
Tuan kau tahu?, Seperti langit,
mengharapkan fajar di malam hari,
Seperti itu, aku mengharapkan Tuan kembali, walau tak mungkin terjadi.
Tuan, sebelum kereta mu melaju kencang meninggalkan gumpalan asap pekat di relung ku tolong dengarkan aku,
Setelah tidak lagi dengan ku Semoga Tuan menemukan Dinda yang lebih tulus melindungimu,menaungi mu dari segala bentuk cuaca hati
Dinda yang lebih sabar menghadapi
Sifat keras mu di bandingkan Aku..
Daku sadar Tuan, seerat apapun
Daku mengikat malam, selihai
apapun Daku merayu takdir, agar sudi ia persatukan, tetap saja, Tuhan Mu dan Tuhan Ku tak mungkin menjadi Besan.
Tuan, Aku mencintaimu, tapi
Tuhan ku tak mersetui itu.
Jambianom,24 September 2021
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.