Selamat menikmati puisi di bawah ini:
TAK JARANG TERDENGAR
; Kepada Nenek.
*
Januari dalam kedamaian
Desa ini telah berulang kali lahir
Di sepanjang parit kecil, tak jarang terdengar;
Aliran air di sepanjang parit samping jalan kasar,
musim hujan, kicauan perkutut lokal yang menawan.
Lalu sorak sorai burung-burung melewati telingaku
Seperti kesukaran dan kesalahan, pada arus sesungguhnya—burung berpesta dengan melawan dan memasrahkan diri sendiri.
Hijau padi, kehidupan alam, dan kerja manusia pernah mencelang mata kita
Pohon saling berbarisan, sawah di seberang, di parit keting terperangkap waring
Sempadan tempat padi-padi mencuri ruang kosong
Di atas tanah moyang ini kau berkata-kata.
“Itulah bekas-bekas yang ditinggalkan hidup,
anak-anakku, sering-seringlah mengingat.”
Ini senja masih mengalir kebingungan .
Seperti rasa ketidak pahaman,
Mengapa masa kecil serupa jalan di depan rumah kita
yang berlubang.
“Ulangi jangkah-jangkah kecil, ulangi
Kisahku kepadamu,
Lowayu tak hanya menuntut pembacaan ulang
Agar kau tak cuma paham jalan pulang.”
Tak jarang terdengar, nenek, di tiap pertigaan—
di sini aku kehilangan dan diterima.
Aku dan desa ini seperti waktu yang suka bekerja,
setelah tambatan hati ditemukan.
(2021)
Catatan.
1.keting= sejenis ikan lele tapi kecil yang biasa dikali
2.waring= jaring menjebak ikan
3.Lowayu= nama desa di Gresik"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.