Selamat menikmati puisi di bawah ini:
SECERCA LUKA KEMALANGAN YANG MEMBEKAS
Di waktu kemergelapan gulita di selah-selah keheningan yang sunyi
Angin bertiup bergejolak menerpa ditemani suara berisik dari aungan
Ada si malang yang merenungi secerca kehidupan yang ia sedang alami
Hingga ia menanggis tersedu-sedu sampai terlupa pada waktu istirahat
Ia merenungi di titik celah kehidupan yang tidak sesuai dengan ekspektasi
Dimana hidup dipenuhi dengan sebuah goresan-goresan yang menerpa
Goresan yang membentuk seperti secerca luka yang tiap hari mencari celah
Celah-celah hati yang tak pernah luput dari rasa perihnya drama kehidupan
Luka yang kian hari kian tak padam rasa kian hari makin melunjak
Hidup terasa hampa bagai abu merenungi nasib yang tak kian berubah
Alangkah rapuhnya hati menjalani kesulitan-kesulitan yang menerpa
Waktu kian berputar, tapi malangnya panas luka masih membekas
Hati yang dipenuhi dengan hinaan,,,,dipenuhi dengan cacian
Hingga waktu ke waktu masih terngiang-terngiang dipelupuk telinga
Hinaan yang mengatakan bahwa tak berartinya ia si malang
Tapi dayanya ia tetap maju,,,tetap tegar,,, tetap kokoh,,, tetap utuh
Walau segala yang menerpa tapi ia tersadar akan dari lamunannya
Bahwa yang menimpa pasti ada penerangan dibalik kegelapan
Akhirnya ia ambil semua goresan menjadi sebuah titik penerangan
Untuk melangkah ke jalan yang makmur akan ketentraman dan kebahagian
Karya: Sari Wahyuni
Email :sw02091999@gmail.com.
Bengkulu, Kamis 23 September 2021
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.