Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Sayatan Luka Renjana
Siang itu,ribuan senyum aku lepaskan
Bulir bening tanda keperihan mengalir berderai
Aku mencoba derana,meski terasa puspas dalam hatiku
Aku amati serapah janji di dalam hati
Asmaraloka yang dulu berbinar bagai arunika,musnah!
Ku kira,kita amerta walau raga terasa aksa
Nyatanya,kita hanyalah KITA yang hanya fatamorgana
Telisik- telisik aku
Merindu dalam gulita
Usapan kalimat semu terbayang
""sedang apa disana?"" atau ""bagaimana keseharianmu setelah kejadian itu?""
Berbisik-bisik aku
Mengharapkanmu untuk kembali
Aamiinku paling serius,walau terasa nengkara
Ejawantah rindu yang menggebu,aku terisak
Saujana saat sandykala, hanya bayangmu yang menyapa
Elegi tentang mu
akan terus tertulis manis
kamu sudah tahu eksistensimu
Renjana,satu lagi keluhku padamu 'Adakah ruang kosong untuk aku kembali?Renjana, jika dulu kau bilang aku rumahmu,kembali lah.Aku menunggumu'
Bahagia selalu,Renjana.
Pamitmu kala itu,menyakitkan.
Namun,kembalimu selalu aku harapkan.
Ku tutup bait cerita tentang kita.
Kita sampai pada akhir pisah.
Aku mencintaimu,Renjanaku"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.