Selamat menikmati puisi di bawah ini:
RINDU
Karya: Jingga
Aku malu, kini hanya bisa merindu
Mengingat-ingat betapa banyak senyum dan tawa yang bertemu
Di sana……
Yaa di sana
Semalam, aku mendengar suara angin yang berbisik di balik dedauan,
Di atas atap yang sejatinya telah menaungi banyak hati yg terpaut di sana,
Kemarin pun, aku mendengar…………………………… sayup anak-anak memanggil (kaaaaakk, mbaaaa, buuuuu, haaaaiiii)
Hari yang lalu, entah berapa, entah kapan ………. Lidah ku kelu, ingin menyeruput kopi di sana… (suara meneyruput kopi)
Yaaaa di sana
Entah mengapa, kopi di sana terasa begitu berbeda,
Hitam,
Pekat,
Sepekat rindu-rindu yang bergelantungan di atap yg penuh lubang,
Hitam, karena gelap…..bersembunyi di balik halaman-halaman buku yang telah lusuh
Lusuh karna telah lama tak pernah tersentuh
Tapi itu semua hanya mimpi
Yaaaa
Mimpi karna ku terlalu merindu
Dan pandemi ini, menambah lekat dan pekat rinduku
yaaaaa
Hanya mimpi di atas kepala yang berputar-putar mengingat semua yang terjadi di sana
Aku ingin mengulang semuanya
Dan Foto-foto itu seakan bernyawa, dan berkata…..
Kemana
Mengapa
Kapan
Maafkan aku, kami, kamu, dia dan semuanyaaaaa
Yang kini hanya mampu merindu
Semoga rindu itu pula lah, yang akan mengumpulkan kami kembali semua di sana
Kembali tertawa Bersama
Berlari Bersama
Tak lupa, berbicara Bersama
Menemani anak-anak yang berusaha memeluk mimpi-mimpi mereka
Terima kasih
Bandar Lampung, Agustus 2021_Hati yang merindu
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.