Selamat menikmati puisi di bawah ini:
Menyusuri jalan, yang tapaknya pun tak beralasan
Mencari kemungkinan pada niatan
Berada diantara luka dan tawa manusia
Beradu dengan liku yang mengganggu
Maknanya berbeda tuan !
Teriakku pada ingatan yang memekakkan
Bagaimana bisa menaruh mimpi pada dunia
Sulit terselesaikan dengan sebuah kanvas tak berwarna
Mewarnai dengan pelik yang tercekik
Pulang untuk peluk pada ia yang tak mengutuk
Dipojok ruangan , sang pemeran kehidupan
Bertanya pada seseorang, apa ini ?
Tak juga terselesaikan dengan kata rayuan
Ia menolak lupa
Kembali melihat rona jingga mewarnai cakrawala
Disudut kota yang menganggapnya pun tak ada
Semakin ripuh jalannya
Semakin terlihat jelas lelahnya
Membawa pulang kantung pengaduan
Dibawah lampu merah perempatan
Tatapan kosong akan kenyataan pahitnya perjalanan
Mengadu pada sang pencipta akan nelangsanya raga
Tak kunjung juga mendapatkan kalimat bahagia menurut mereka
Semakin larut pedihnya semakin terasa
Tak membawa apa-apa selain luka yang menganga
Diatas jembatan layang ia menatap langit malam
Dengan terpejam bergumam
Barangkali tuhan sedang menatapnya
Menitipkan pengharapan dan keyakinan
Meluapkan tawa diakhir tangisnya
Menunduk dan berbisik pada hatinya
Mengapa tuhan tidak mengambil nyawanya saja"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.