Selamat menikmati puisi di bawah ini:
KORAN KENANGAN
Pagi bersama kopi bercangkir antik dari akrilik,
Yang membawakan aroma rindu darimu
Sembari duduk menunggu tukang koran ,
Yang bertuliskan pesan dari orang terseyang.
Dengan kaca mata berante Bapak membaca,
Perihal politik di atas kertas yang tak pernah tuntas
Tentang buruh yaang demo karena upah selalu berubah
Dan para sopir yang tertidur saat menyetir
Ah Bapak,
Semua itu klasik tapi tak asyik
Andai bisa rekues,
Bapak akan membeli koran dengan halaman yang penuh kenangan
Dengan gambar sepeda yang berkeranjang
Berisikan bunga yang manis dan sedap dipandang
Indah bukan,
Sayang, tak ada toko yang menjual koran kenangan Bapak,
Semua hanya berisikan korupsi dengan kasus basi
Tentang suara rakyat yang dianggap tak bermartabat
Dan pemerintah yang tak bijak membuat perintah.
Tafrihatus Syafa ah_Koran Kenangan_Tuban"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.