Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"KESETIAAN DIATAS KEKALAHAN
Yang tertinggal selepasnya hanyalah,
Percikan Rindu yang tak kenal Buntu,
Bermukim entah sampai kapan,
Tiada kenal lelah meski teriris parah.
Selepas itu, mereka temukan kenyataan bahwa,
Jingga itu tak pernah berjanji,
bila esok akan tetap seperti ini jua.
Gelora rindu sungguh tak tahu-menahu,
seberapa besar batin terbeban,
setajam apa belati menikam.
hingga pada akhirnya,
Tarikan nafas diujung senja,
yang menyadarkan tentang realita,
yang semestinya adanya.
Dimana lagi aku akan temukan Muka Riang itu, padahal berpaling dari kenyataan sungguh jahat me’raibkan kalbu ?
Namun disini, detik ini, ditempat ini,
Kutitipkan sisa-sisa Rindu bersama berlalunya Mentari,
ke ufuk hari,
bahwasanya kesenantiasaanku akan penantian,
tak pernah murung meski terik sepanas gurun,
kesabaran tak pernah padam,
walau Belati tikam mencekam."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.