"
Selamat menikmati puisi di bawah ini:
Putri Novalinda Maura Cantika.
Ia merenung, entah untuk siapa.
Di dalam matanya terselumbung kata.
Namun, ia enggan tuk menyampaikannya.
Ditimangnya segenap renjana.
Namun tanpa sadar
ia terjun kedalam jurang terjal kegelapan.
Dua garis biru menghancurkan ambisinya.
Raut sesal tak terbendung,
Air matanya mengalir tanpa henti.
Gumam dalam diam dera saat malam.
Semacam ukiran kata ditepi pantai.
Ombak datang. Ia hilang.
“dengupku parau. Denyut nadiku kacau”
sadar tak ada lagi doa dalam naungan,
seperti dalam palung yang paling dalam.
Bersama semua penyesalan yang terlambat dibicarakan.
Ia pejamkan matanya serapat rapatnya.
Ia gigit lidahnya sekuat yang dibisa.
Disaksikan oleh temaram gelap langit tengah malam,
Ia lukai nadinya, ia gores tanpa peduli.
Jeritannya membelah,,,
Seakan di hujam bilah pedang berkarat
Mengkoyak koyakan lilitan urat…
Sakit yang sebanding…
Putus saraf…Lepas… Bebas…
Ia rasakan Tuhan datang, memberikan kesempatan.
Jalanilah garis hidup ini..
Waktu bisa memberikan duka tetapi, waktu juga yang memberikan asa."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.