Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Ayah
Malam sunyi nan sepi melayangkan kepingan memori
Teringat dua belas tahun tragedi
Goresan tajam menyayat hati
Hingga tak ada setitik rasapun bisa tuk dinikmati
Ayah..
Kaulah pahlawan
Menerjang dahsyatnya badai kehidupan
Memborgol sejuta bahaya ancaman
Memaksa diri memecah segudang keraguan
Dalam binar matamu terpancar kasih
Dalam peluhmu terdapat beribu tetes asih
Dalam hatimu tak kudapati pamrih
Semua sengsara kami telah kau ambil alih
Kala itu..
Layaknya anak panah t'lah menembus dadaku
Perih menghujam sekujur tubuhku
Aku rasakan separuh nyawaku hilang
Membuatku semakin beradu dengan bimbang
Tak sanggup ku bendung tangis
Habis sudah hati terkikis
Ku coba rangkai serpihan-serpihan hati ini, sangat miris
Rasa sakit tak bisa di tepis
Ayah..
Kau telah berpulang
Tak ada lagi penat dunia yang kan kau rasakan
Takkan lagi menimpamu kerasnya hujaman batu kehidupan
Takkan ada lagi panas terik dan hujan
Surgalah tempat terabadimu
Dari sekian juta ikhlas yang telah kau dayu
Mendidik kami dari balik sayu-sayu matamu
Yang kian redup dan habis termakan waktu
Ayah..
Darimu aku belajar
Menjadi wanita kuat nan tegar
Menjadi berani tanpa menyakiti
Memberi berjuta kasih untuk semua hati
Sayup-sayup wajahmu selalu teringat
Dengan lantunan doa kurasakan dekat
Angan memberi kesempatan tuk dapat memelukmu erat
Tak kulupakan setitikpun kenangan walau alam memberi sekat"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.