Selamat menikmati puisi di bawah ini:
Tak pernah ternilai
Aku tersesat...
Tersesat kepada pemilik hati, yang selama ini singgah
Kamu awalnya mengukir tawa
Tapi berakhir dengan luka
Luka itu menusuk hati ini begitu perih
Hingga membuat senyumanku telah sirna
Hujan yang mengiringi setetes air mataku
Menangis tanpa suara
Terasa hampa tanpanya
Rindu ini menyesakkan dalam dada
Kini aku mengerti
Semua sikap manismu, canda tawamu itu palsu
Aku begitu bodoh
Terjerat dalam sandiwaramu
Aku tak ingin mendustai hati
Disaat bersamamu, aku merasakan adrenalin yang begitu hebat
Jika bisa...
Aku ingin menghentikan waktu
Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu lagi, lagi dan lagi
Namun sekarang...
Sandiwaramu telah usai
Kamu kembali menjaga jarak
Seakan ada dinding kokoh, yang tak kasat mata
Sekarang, kamu adalah delusi yang tak pernah bisa ku gapai
Kini, ku tak dapat lagi melihat senyuman manismu
Dan kini, kau menatapku begitu dingin
Tatapanmu menusuk didalam hati
Seakan kau menancapkan ribuan pisau
Air mataku meluruh dengan sendirinya
Untukmu...
Mungkin kenangan kita tak pernah ternilai
Namun...
Untukku kenangan kita tak pernah bisa ku lupakan"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.