Selamat menikmati puisi di bawah ini:
SEARAH CAKRAWALA
Kita hanya nikmati rasa
Tenggelam dalam tangis air mata
T’lah lama kita sakit sebab luka
Tapi kini biar angin redakannya
Ada gamang yang ditaklukan
Ada tangis yang ditenangkan
Ada hilang yang diikhlaskan
Waktu sudah mulai tak sejalan
Masa sudah mulai melakukan pertempuran
Di antara jiwa – jiwa itu harus saling menguatkan
Menebar semangat yang harus dibangkitkan
Menitik langkah tuk menitih bintang
Langit cerah pun ikut bersua
Membakar semangat yang membara
Membunuh malas yang melanglang buana
Bergema mengundang jiwa
Tak luput, kaki ini pernah tersandung
Pun tubuh ini tersungkur
Bercambuk ragu terbanyang luruh
Tiangku hanyalah sandaran semu
Hingga aku diam membisu
Pedang baja? Ya, sekeras itu aku ditempa
Tak peduli siapa mereka
Biarkan caciannya berbicara
Suatu waktu akan kutampar dengan fakta
Perlahan aku dibuatnya percaya
Diyakinkan pula akan kesempatan kedua
Bangkit, yakin, dan berjuang itu ada
Terlintas pula “aku harus bisa”
Bagai angin aku berlari
Meringkas jarak pada nyata yang menanti
Aku dituntut untuk berdiri
Bukan larut dalam imajinasi
Padamu harapku, setitik bintang di ruang sendu
Bawalah daku terbang membuang halu
Melambung tinggi….Searah cakrawala biru
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.