Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"REMUKAN KOSAKATA
Ilalang yang bersenda gurau dengan tangkai yang mulai ringkih
Tak begitu pedih dibandingkan disaat penguasa bercanda perihal bantuan sosial kepada rakyatnya
Hahaha cuma berbual saja
Tujuannya untuk membuat hati kian harsa
tapi buntutnya hanya sebuah kosa kata yang berakhir wacana
Trilyunan uang yang sifatnya semu
Membuat hati kian kelu
Dipermainkan sudah tak tabu
Disepelekan sudah terlalu sering
Disebelahmatakan sudah terlalu basi
Jikalau aku bisa berpangku tangan pada rembulan
Aku lebih memilih dia
Karena ia memberikan keindahan yang nyata
Dibandingkan dengan berbuih-buih seribu macam kosa kata yang tak bermakna
Lestari Sastra, 2 Agustus 2021
BUIKU TERBUNGKAM
Ketika semuanya dibungkam
Otak serasa tak ingin diam
Seperti seonggok pinta yang mulai mencair
Tak akan ada celah jika hanya selalu difikir
Demi kenikmatan yang hanya hitungan detik
Manusia bringas menginginkan kenikmatan yang tak terhingga
Alam yang sengaja dikoyak secara perlahan-lahan
Paru-paru dunia seakan dikotori oleh tangan-tangan penuh liuran dosa
Diringkus digerus berlagak tak punya dosa
Dia berkata ini demi kesejahteraan masyarakat
Busuk!!!
Itu bukan kesejahteraan
Tapi awal dari kemelaratan
Lestari Sastra, 4 Agustus 2021
BANTU AKU UNTUK MENYULAM DI DERETAN SEPI
Apa kau ingin hidup seperti silaunya cahaya itu?
Terang, namun menyilaukan
Apa kau ingin menyambung seutas nyawa seperti jam dinding itu
Menawan, tapi jarum itu selalu menghentakkan dentuman
Dan apa kau ingin menyulam buanamu bak dinding itu
Kokoh, namun terkadang menciptakan keringkihan
Tak pelak, sunyi tercipta pada keabsahan tawa
Tak jarang, rindu tercipta pada keasingan cinta
seolah riuh namun meninggalkan sengsara
Kalau insan itu tak pernah jeli dengan teka-teki yang penuh dengan candaan dan deraian air mata
Lestari Sastra, 6 Agustus 2021
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.