Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Pilihan Yang Sulit
Rintik hujan saksikan keluh kesahku.
Buatku merana begitu pilu.
Suatu pilihan teramat sulit bagiku.
Memaknai dari kata dirimu.
Kalau hatimu menginginkan mundur
selangkah.
Maka diriku akan maju satu
langkah.
Kau benar…
Kita sudah dewasa dan banyak hal
yang berubah.
Lalu apa? Kenapa?
Haruskah ku biarkan rasa ini menguap?
Tumbuhkan ego meski masih berharap.
Karena rasaku begitu menyiksa.
Namun tak ku harapkan engkau terluka.
Tatap matamu sungguhlah
memaknai.
Bahwa rasa mungkin tak harus
memiliki.
Rasa boleh berarti…
Namun persahabatan tiada elok
ternodai.
Ku goreskan cerita dengan tinta harapan semu.
Bagai labirin yang terkadang tiada titik temu.
Akankah diriku harus lupa diri.
Hingga menyiksa nurani dan diri sendiri.
Tiada dapat ku pungkiri.
Bahwa dirimu memanglah sungguh
berarti.
Hingga ku tak sanggup melukai.
Karena kesalahan egoku sendiri."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.