Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"*Pertiwiku Yang Layu*
Hiruk pikuk asap di kota metropolitan, bak tanaman layu yang tak tersiram...
Asa untuk bangkit tak selaras dengan raga yang sakit...
Jiwa yang rapuh seirama dengan semangat yang jatuh...
Pertiwiku yang layu...
Akibat ulah tangan manusia yang seolah tabu...
Tabu akan rasa hati yang ingin melindungi...
Tabu akan rasa ego yang saling melingkupi...
Tabu akan rasa simpati yang tertutupi...
Kemanakah rasa kemanusiaan ini?
Apakah tidak terenyuh hati ini? Melihat bagaimana rusaknya keadaan sang pertiwi?
Bangkitlah wahai pertiwi...
Kobarkanlah semangat yang tinggi...
Utamakanlah rasa simpati...
Lihatlah keadaan ini...
Bukan porsinya lagi untuk kita tetap berdiam diri...
Karena sekarang waktunya kita untuk membangun negri...
Lekaslah pulih bumi pertiwi..."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.