Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Frasa Dalam Malam
Malam kelam menyelimuti perjalanan waktu.
Mesin beroda menyusuri setiap elok jalan.
Teman akrab ikut hadir dalam kepadatan yang tak merata,
bercanda tawa dalam kesusahan yang sementara.
Sempat tersesat tak percaya arah,
namun kutemukan kembali jalan yang hilang.
Lilin berpijar menemani setiap langkah kaki,
untuk mendengar suara dari kejauhan.
Kata demi kata dikau lontarkan,
demi untuk memuaskan telinga.
Mata yang menyorot tenang,
memperhatikan setiap huruf yang terangkai.
Duduk tenang saat kau berbicara,
menjadi sorotan cahaya yang tak lelah bersinar.
Negeri yang kau bangun hanyalah sebuah kisah belaka.
Manusia yang kau dongengkan hanyalah cerminan hati saat ini.
Mengikat kuat dalam ingatan bahwa bumi yang kita pijak hanyalah tempat perlombaan.
Ada akhir bahagia ada akhir yang tragis,
menjadi sebuah pilihan dalam pemikiran.
Tarikan nafas yang terakhir buatku tersadar akan keserakahan yang ada.
Pejaman mata menyelami keanehan yang diumbar.
Telinga yang terbuka lebar mendengar nasihat yang terpapar.
Sembari alunan tubuh mengikuti frasa yang terucap,
aku percaya aku menjadi akhir dari malam ini."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.