Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"BERIBADAH TANPA CORONA
Tuhan
Aku ingin bertanya
Apa benar dunia telah menua?
Tuhan
Aku ingin bertanya
Apa benar kiamat itu ada?
Tuhan
Aku ingin jawabannya
Apa benar Corona itu utusan mu?
Tuhan
Aku takut
Aku sedih
Dan aku marah
Disaat dunia mulai menua,tapi
Manusia tak henti-hentinya
Untuk mengejarnya.
Disaat sebagai tanda kiamat telah
Muncul, mereka anggap itu bencana
Alam biasa.
Dan kini, di saat Corona
Memporak - porandakan dunia.
Ada yang coba menjauhkan kami
Dari rumah mu.
Apa itu benar tuhan ?
Apa itu salah ?
Aku tidak tahu
Hatiku sedih
Hatiku merintih
Kalau memang semua kebijakan ini
Dilakukan demi kebaikan, mengapa
KetidakAdilan yang kami rasakan.
Rumah - rumah ibadahmu
Kini telah di tutup semua.
Namun pabrik - pabrik, perkantoran
Masih saja bebas terbuka?
Apakah saat ini perekonomian lebih
diperlukan daripada mendekatkan
diri kepada mu ya rab?
Aku bingung
Ramadhan yang sudah berlalu
Bukan pakaian baru yang kurindukan
Tetapi yang kurindukan adalah
Berpuasa dengan penuh kenyamanan
Yang kurindukan berjamaah
Melaksanakan sholat tarawih
Dan sohlat yang lainnya.
Yang kurindukan alunan ayat suci mu
Yang terdengar indah di
Masjid - masjid mu semua itu
Yang kurindukan ya tuhan
Aku tak ingin ramadhan selanjutnya
Penuh dengan kewaspadaan
Seperti ramadhan yang sebelumnya.
Dengan mengangkat kedua tangan, ku
Memohon kepada mu ya rab.
Cepatlah wabah ini berlalu
Cepatlah semua tugasnya
Agar kami bisa melakukan indahnya
Sohlat berjamaah lagi.
Bismillahilladzi la yudhurru
Ma'asmihi syai'un fil Ardhi
Wa la fis samaa'i wahuwas sami'ul
Alim.
Aamiin yaa Allah
Aamiin yaa Rahman
Aaminn yaa Rahim"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.