Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Antroposfer di Nusantara
Memerah kembali tiap mata
Setelah berkelana menyusuri hari
Dengan menginjak tiap ragu dan yakini diri sendiri
Tiap warna kulitnya
Tiap bentuk rambutnya
Tiap karsa, marga dan sukunya
Masih putih tulangnya
Masih merah darahnya
Menggengam harapan pada Garuda
Redup rembulan kala itu
Kian mewakili letih para pejalan kaki
Mengusik dasi-dasi rapi disana
Masalah kita sama, masih tentang nominal
Katanya, disela rimbunnya rasa lelah sepanjang hari itu
Sebentang timur ke barat, sejauh selatan ke utara
Kita punya harapan yang sama tentang dunia
Menyulam tiap kesempatan
Berharap rembulan memulihkan mata setelah redupnya senja
Jari jemari yang gemar bekerja,Hati yang berdoa sedalam-dalamnya
Menghargai segala yang berbeda
Inilah alasan munculnya Nusantara
Semoga para penjilat dan pengkhianat bangsa
Yang ada sejak dulu kala
Kiranya waktu segera menumpaskannya.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.