Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Perginya sang pengobat pilu
Angin terhembus menerbangkan debu di musim kemarau
Suara jeritan terdengar di tengah teriknya surya berpencar
Udara berhembus panas siap membakar kulit yang ada
Payung-payung hitam di sisi gundukan tanah segar
Tak sedikit kotak persegi panjang yang retak
Mengatakan sudah lamanya mereka disana
Isak-tangis dan derainya tak mampu tertahan
Di tengah lahan penuh kepiluan
Tempat yang jadi akhir kita berjumpa
Bibir ini keluh ingin mengucap selamat tinggal
Air yang tadi merembes di permukaan kulit telah mengering
Raga ini di Tarik paksa oleh keiklasan
Hari kemaren masih terasa bagai mimpi buruk yang menerjang
Menyambut kepiluan di waktu berikutnya
Tempat berkeluh kesah yang hilang dari jangkauan
Menyisakan lantunan kata di lampau yang melekat erat"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.