Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Dinia Merintih
Cahaya menepi dari datangnya musim penghujan
Awan sabak bergerak perlahan-lahan
Bumi menangis, terus menangis
sampai hati turut meringis
di tengah wabah yang kian merebak
dan langit mulai menghitam,
di saat kondisi yang kian mencekam
Dunia sudah capai dan rimpuh
Banyak kejahatan yang tak selesai
dan perekonomian yang kini melumpuh
Mengharap bantuan dan kepulihan
Terlebih penghiburan dan kebebasan
Terhadap mereka yang kesusahan
dan yang mengalami keresahan
Kini kita saling menjaga diri
Mengatur kembali pola hidup secara mandiri
Agar menjadi lebih berdikari
Walau kini baru disadari
Ada tersirat pesan tersendiri
Tentang perilaku pribadi,
yang tidak tahu diri...
Manusia diperingatkan lagi dan diperhatikan,
menjauhkan diri dari kemaksiatan
Agar kesombongan diberi kerendahan
Agar pendosa diberi pengampunan
Agar hal duniawi ditinggalkan
Dan kebaikan kembali dijalankan
Demi hidup lebih berpendirian
Keprihatinan Tuhan terasa jelas
KesedihanNya juga terdengar jelas
Akan akhlak manusia yang kian menipis
Akan kebencian dan apatis
Maka daripada itu musibah diturunkanNya
Kemudian bertaubat kembali menghadapNya
Agar terhindar dari petaka dan penyakitnya
Mari berjuang untuk bangkit
Jangan sampai kita terjangkit
Lupakan masa lalu
Sebab semua akan berlalu
Tetap jaga kesehatan diri
Agar dunia berhenti merintih,
dan kembali berseri...
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.